Senin, 20 Juli 2009


Valentino Rossi Juara Dunia MotoGP Kali Keenam, What's Next?
Valentino Rossi Juara Dunia MotoGP Kali Keenam, What's Next? Valentino Rossi mungkin pembalap terbaik dalam sejarah grand prix motor. Masih perlu kata "mungkin," karena karirnya belum berakhir. Masih ada satu atau dua lagi pencapaian yang harus dia raih supaya gelar terbaik itu diberikan secara mutlak.

Saat ini "The Doctor" sudah menjadi juara dunia 125 cc, 250 cc, 500 cc, plus MotoGP 990 cc, dan 800 cc. Total delapan gelar sudah di kantongnya. Dia sudah pindah tim (Honda ke Yamaha) dan langsung jadi juara dunia lagi. Dia juga sudah meraih kemenangan terbanyak di kelas tertinggi, total 70 kali. Memecahkan rekor Giacomo Agostini yang 68 kali.

Apa yang kurang? Ada satu yang besar, yang bisa mengamankan status Rossi sebagai pembalap motor terbaik dalam sejarah. Yaitu ,kemenangan grand prix terbanyak.

Total, sejak 1996 di semua kelas, Rossi sudah menang 96 kali. Rekor Agostini adalah 123 kali. Berarti, Rossi masih butuh menang 27 kali lagi untuk menyamainya. Mampukah? Kenapa tidak!

Jeremy Burgess, kepala mekanik Rossi, menegaskan bahwa Rossi berada di kelas berbeda. Rekor itu tinggal menunggu waktu. Yang jadi pertanyaan bukanlah kemampuan Rossi, melainkan dirinya dan Yamaha.

"Kami tak boleh menyia-nyiakan bakat sebesar Valentino Rossi. Mungkin tidak akan ada Valentino Rossi lagi dalam 20 tahun ke depan. Dan, ketika dia muncul, belum tentu dia bersama Yamaha," tandas pria asal Australia itu.

Untuk itu, Burgess memasang target supertinggi hingga akhir 2010 nanti. Yaitu, pada akhir kontrak Rossi bersama Yamaha. "Kami masih punya tiga lomba tersisa tahun ini, plus dua tahun. Berarti ada sekitar 39 lomba tersisa untuk mengejar 27 kemenangan itu," ucapnya.

Burgess menegaskan bahwa Rossi mampu melakukannya. Sekali lagi dia menegaskan, beban ada di dirinya dan Yamaha. "Valentino masih 29 tahun. Dia punya waktu. Mick Doohan dulu mampu menang di usia 32 tahun. Agostini mampu menang di usia 35 tahun," ucapnya. "Kita tak perlu khawatir soal Valentino. Dia akan memotivasi diri sendiri. Dia berada dua kelas di atas yang lain," tandasnya.

Apa pendapat Rossi? Pembalap berambut keriting itu lebih hati-hati dalam menyikapi masa depan. Dia bahkan mulai menyebut 29 sebagai usia yang tergolong tua.

Yang pasti, kata Rossi, dia sudah malas pindah-pindah tim lagi. Sangat mungkin dia ingin mengakhiri karirnya bersama Yamaha. Apakah itu dua tahun lagi, atau mungkin ditambah beberapa tahun tambahan.

"Saya punya tawaran baik untuk pergi ke Ducati atau kembali ke Honda. Dan saya punya hubungan baik dengan Honda dan Ducati. Tapi, saya sudah ganti motor sekali dalam karir saya. Jadi saya rasa itu sudah cukup," tuturnya. "Saya sudah 29 tahun. Saya sudah balapan sejak 1996. Saya butuh atmosfer baik untuk menjaga motivasi. Saya bukan lagi anak umur 20 tahun. Dan saya rasa, atmosfer di tim kami sekarang fantastis," lanjutnya.

Rossi menambahkan, persaingan tahun-tahun ke depan, khususnya 2009, bakal lebih sengit daripada sekarang. Casey Stoner telah matang, Dani Pedrosa sangat lapar gelar, dan Jorge Lorenzo siap mengudetanya dari dalam garasi Yamaha.

Karena itu, persiapan untuk tahun depan sudah dilakukan secepatnya. Kemarin, sehari setelah mengunci gelar, Rossi rencananya sudah turun uji coba lagi di Sirkuit Motegi.

Pada uji coba itu, sejatinya Rossi akan menjajal motor prototype 2009. Tapi, uji coba itu dibatalkan karena hujan mengguyur Sirkuit Motegi sepanjang hari.

Karena itu, Rossi dan kru Fiat Yamaha langsung bertolak ke Australia untuk melakoni seri berikutnya. Bisa jadi, uji coba itu dilakukan di Sirkuit Phillip Island pasca lomba pada 5 Oktober nanti. Apalagi, sebagian besar mekanik Rossi juga berasal dari sana. Termasuk Burgess.

Dengan persiapan lebih panjang, besar peluang motor tersebut ekstragarang. Jika tahun depan -plus tahun berikutnya- Rossi punya motor yang lebih dahsyat lagi, mungkin apa yang ditargetkan Burgess benar-benar bisa jadi kenyataan. Rossi memecahkan rekor Agostini di penghujung 2010.

Bisa dibayangkan, betapa dahsyatnya sambutan bila itu benar-benar terjadi. Rossi bakal langsung dinobatkan sebagai yang terbaik dalam sejarah, tanpa sedikit pun perdebatan.

6 komentar: